Penyakit Ginjal Kronik

Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah gangguan fungsi ginjal progresif yang tidak dapat pulih, menyebabkan tubuh gagal menjaga keseimbangan metabolisme, cairan, dan elektrolit. Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari tiga bulan, ditandai oleh LFG kurang dari 60 ml/menit. Riskesdas pada tahun 2018 mendata jumlah pasien yang terdiagnosis dengan gagal ginjal kronis di Indonesia tercatat sebanyak 713.783 orang. Tingkat provinsi Jawa Tengah memiliki prevalensi penyakit ginjal yang mencapai 0,42%, dengan total penderita sebanyak 96.794 orang. Penderita penyakit ginjal kronis biasanya akan melakukan penanganan terapi pengganti ginjal seperti Hemodialisis atau Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).
PGK seringkali berkembang secara perlahan dan tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak penderita yang baru mengetahui kondisi ini ketika sudah memasuki tahap lanjut. Gejala umum yang dapat muncul antara lain kelelahan, pembengkakan di tangan dan kaki, perubahan frekuensi buang air kecil, dan tekanan darah tinggi. Faktor risiko utama dari PGK meliputi diabetes melitus, hipertensi, riwayat penyakit ginjal dalam keluarga, serta gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol, dan pola makan tinggi garam. Penting untuk melakukan skrining dan pemeriksaan rutin, terutama bagi individu dengan risiko tinggi, untuk mencegah progresivitas penyakit.
Penanganan PGK memerlukan pendekatan multidisiplin yang mencakup pengelolaan penyakit penyerta, pengaturan pola makan rendah protein dan garam, serta pemantauan fungsi ginjal secara berkala. Pada tahap akhir, pasien PGK biasanya membutuhkan terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis yang dilakukan beberapa kali dalam seminggu, CAPD yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah, atau transplantasi ginjal jika tersedia donor yang cocok. Pencegahan dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan ginjal, seperti dengan cukup minum air putih, menghindari penggunaan obat-obatan tanpa resep secara berlebihan, serta menjaga tekanan darah dan gula darah tetap stabil, merupakan langkah krusial dalam menekan angka kejadian PGK di Indonesia.