Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis

CAPD
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) merupakan jenis dialisis yang menggunakan membran peritoneal sebagai membran semipermeabel.(18) Metode CAPD dilakukan dengan menggunakan permukaan peritoneum yang luasnya 22.000 cm2 sebagai permukaan difusi.
Metode CAPD dilakukan dengan cara mengalirkan cairan pembersih melalui kateter ke bagian perut, kemudian lapisan perut (peritoneum) akan menyaring dan membuang sisa produk yang tidak digunakan kembali oleh darah. Kemudian, dalam beberapa saat cairan yang mengandung limbah yang telah disaring akan mengalir keluar dan dapat dibuang. Metode CAPD dilakukan dengan cara memasukkan cairan dialisis ke dalam tubuh pasien sebanyak 2 liter, melalui kateter yang telah dipasang permanen di dalam perut pasien. Zat sisa yang tersebar dalam tubuh seperti urea, vitamin K, serta elektrolit yang berlebih akan menuju cairan dialisis yang kemudian akan dialirkan dan keluar serta diganti beberapa kali dalam sehari.
Metode CAPD sebagai salah satu terapi pengganti ginjal dapat diberikan dengan aman dan efektif dilakukan dimana saja dengan mekanisme memasukkan cairan dialisat ke dalam rongga peritoneal dengan melalui kateter serta kantung yang terbagi menjadi dua yaitu kantung untung cairan masuk (dialisat solution) dan kantong pembuangan (drainage bag) dari peritoneal. Proses pemasukan cairan dialisat biasanya berlangsung selama 20-30 menit, kemudian dibiarkan selama 4-6 jam (dwelling time) bergantung pada konsentrasi cairan untuk mencapai keseimbangan. Selama fase dwelling time akan terjadi proses pertukaran dari cairan dialisat kotor menjadi cairan dialisat yang bersih melalui difusi, osmosis, dan transpor aktif. Walaupun memiliki keunggulan dari aspek kemudahan jika dibandingkan dengan terapi gagal ginjal lainnya, penggunaan terapi CAPD harus tetap mengedepankan tempat yang bersih untuk menukar cairan dialisis karena rentan adanya kontaminasi bakteri yang dapat menimbulkan infeksi maupun komplikasi jika tidak ditangani dengan baik.